Berbeda dengan orang dewasa, pertumbuhan pada anak-anak masih bisa dipantau terutama dari tinggi badannya yang mana seiring dengan pertambahan usianya, tinggi anak akan bertambah. Sebagai orang tua, rasanya tidak mungkin anda tidak penasaran apakah anak anda memiliki tinggi badan yang sesuai dengan umurnya atau tidak. Lalu bagaimana cara mengetahui tinggi badan yang ideal pada anak-anak? Sebenarnya dengan mengetahui tinggi badan anak, maka anda juga dapat mengetahui status gizi anak apakah anak mendapatkan gizi yang cukup atau malah anak mengalami gizi buruk. Banyak orang tua mengira bahwa status gizi anak hanya dapat dilihat melalui berat badannya saja, padahal dari tinggi badan anak juga bisa menentukan apakah anak memiliki status gizi yang baik atau buruk. Perlu anda ketahui bahwa sebenarnya tubuh yang pendek merupakan salah satu bentuk kekurangan gizi pada anak-anak yang mana dalam dunia medis kondisi seperti ini disebut sebagai stunting.
Anak-anak yang lebih pendek atau tidak mencapai tinggi normal untuk anak seusianya dapat mengalami berbagai gangguan pada pertumbuhannya, misalnya saja kemampuan berpikirnya dapat terhambat dan juga rentan terkena penyakit. Biasanya kondisi stunting disebabkan asupan gizi yang kurang pada 2 tahun pertama usia anak. Jadi bila anak anda memiliki tinggi badan di bawah rata-rata tinggi badan teman-temannya, maka anda perlu waspada terkait status gizi dari anak anda. Dan walaupun sebenarnya tidak ada patokan pasti terkait tinggi badan ideal anak karena pertumbuhan dan juga perkembangan anak yang berbeda-beda, namun anda bisa menggunakan batasan tinggi badan dari WHO (World Health Organization) atau Badan Kesehatan Dunia di tahun 2007 terkait tinggi badan anak. Anak-anak yang tingginya kurang dari ketentuan di bawah, maka anak tersebut dapat dianggap mengalami stunting atau memiliki status gizi yang buruk.

- Anak perempuan
- Umur 1 tahun 68,9 cm
- Umur 2 tahun 80 cm
- Umur 3 tahun 87,4 cm
- Umur 4 tahun 94,1 cm
- Umur 5 tahun 100,1 cm
- Umur 6 tahun 104,9 cm
- Umur 7 tahun 109,9 cm
- Umur 8 tahun 115 cm
- Umur 9 tahun 120,3 cm
- Umur 10 tahun 125,8 cm
- Umur 11 tahun 131,7 cm
- Umur 12 tahun 137,6 cm
- Umur 13 tahun 142,5 cm
- Umur 14 tahun 145,9 cm
- Umur 15 tahun 147,9 cm
- Umur 16 tahun 148,9 cm
- Umur 17 tahun 149,5 cm
- Umur 18 tahun 149,8 cm
- Anak laki-laki
- Umur 1 tahun 71 cm
- Umur 2 tahun 81 cm
- Umur 3 tahun 88,7 cm
- Umur 4 tahun 94,9 cm
- Umur 5 tahun 100, 7cm
- Umur 6 tahun 106,1 cm
- Umur 7 tahun 111,2 cm
- Umur 8 tahun 116 cm
- Umur 9 tahun 120,5 cm
- Umur 10 tahun 125 cm
- Umur 11 tahun 129,7 cm
- Umur 12 tahun 134,9 cm
- Umur 13 tahun 141,2 cm
- Umur 14 tahun 147,8 cm
- Umur 15 tahun 153,4 cm
- Umur 16 tahun 157,4 cm
- Umur 17 tahun 159,9 cm
- Umur 18 tahun 161,2 cm
Anda bisa mengecek pertumbuhan/ tinggi badan anak secara rutin di pelayanan kesehatan terdekat seperti posyandu dan juga puskesmas. Bila tinggi badan anak anda berada di bawah ketentuan WHO di atas, maka sebaiknya anda membawa anak anda ke dokter untuk dilakukan pemeriksaan kesehatan lebih lanjut, terutama bila anak anda masih balita. Karena seperti yang disebutkan di atas, bila tinggi badannya berada di bawah ketentuan di atas, maka ada kemungkinan anak anda mengalami gizi buruk atau stunting. Ingat, perkembangan dan juga pertumbuhan anak tidak hanya dilihat dari berat badan, tidak hanya dilihat apakah anak memiliki pipi yang tembem atau tidak. Banyak sekali orang tua Indonesia yang tidak mengerti bahaya akan stunting pada anak dan tidak mempermasalahkan status gizi anak yang buruk.

Mengenal stunting, penyebab anak-anak bertubuh pendek
Stunting merupakan sebuah kondisi dimana anak mengalami gangguan pertumbuhan akibat kurangnya gizi yang menyebabkan tubuh anak lebih pendek dari anak-anak seusianya. Banyak orang tua yang tidak tahu dan tidak menaruh perhatian lebih bahwa tubuh anak yang pendek merupakan salah satu tanda adanya masalah pada pertumbuhan anak. Bila stunting terjadi pada anak di bawah umur 2 tahun, sebagai orang tua sebaiknya anda merasa cemas dan harus ditangani secepat mungkin agar kondisi anak kembali sehat. Bila sudah terjadi, stunting tidak bisa dikembalikan ke kondisi semula dan hingga dewasa nanti tubuh anak tidak akan setinggi teman-temannya alias bertubuh pendek.
Mendapatkan gizi yang cukup bahkan ketika ibu sedang mengandung sangatlah penting, jadi asupan makanan yang diterima oleh ibu hamil benar-benar harus diperhatikan. WHO sendiri menyatakan bahwa 20% kondisi stunting sudah terjadi bahkan ketika bayi masih berada di kandungan. Tidak hanya disebabkan karena kurangnya asupan makanan yang bernutrisi, namun juga karena kurangnya asupan makanan yang kurang berkualitas sehingga nutrisi yang dibutuhkan oleh janin untuk berkembang secara optimal kurang. Kondisi kekurangan gizi tersebut akan terus berlanjut hingga bayi dilahirkan dan tumbuh menjadi anak-anak. Tidak hanya itu, seperti disinggung di atas bahwa kekurangan gizi pada anak dapat terjadi juga pada anak dengan usia di bawah 2 tahun. Ada beberapa kemungkinan yang terjadi terkait rendahnya status gizi anak, yang pertama karena tidak diberikan ASI Eksklusif atau tidak mendapatkan MPASI (Makanan Pendamping ASI) dengan kandungan nutrisi yang cukup. Beberapa teori menyebutkan bahwa kurangnya konsumsi makanan yang mengandung protein, zat besi dan juga zinc saat anak masih balita menjadi hal utama yang menyebabkan terjadinya stunting pada anak.
Berikut beberapa gejala anak yang mengalami stunting yang bisa anda perhatikan:
- Berat badan tidak mengalami kenaikan, malah berat badan cenderung turun
- Perkembangan tubuh anak terhambat, misalnya saja menstruasi pertama terlambat
- Anak mudah terkena penyakit, terutama penyakit infeksi
Bila anda memperhatikan anak anda mengalami 1 – 2 gejala dari 3 gejala di atas, tidak ada salahnya anda membawa anak anda untuk diperiksakan ke dokter.
Bila kondisi stunting tidak dikenali sejak dini, maka anak tidak hanya mengalami hambatan dalam pertumbuhan tubuh, namun ia juga mengalami beberapa resiko seperti kesulitan dalam belajar, kemampuan kognitif kurang, lebih cepat lelah dan tidak selincah anak-anak seumurannya, resiko mengalami penyakit infeksi lebih tinggi dan memiliki resiko lebih tinggi untuk mengalami penyakit kronis ketika dewasa nanti seperti penyakit jantung, diabetes dan juga kanker. Bahkan dilaporkan bila anak-anak yang memiliki stunting akibat gizi buruk akan memiliki tingkat produktivitas yang lebih rendah dan akan sulit bersaing di dunia kerja.
Ketika anak sudah terlanjur mengalami stunting saat masih kecil, maka pertumbuhannya akan lebih lambat hingga ia dewasa nanti. Seperti misalnya saat masa puber, ia tidak bisa mencapai pertumbuhan maksimalnya walaupun ketika sudah dewasa ia mengkonsumsi makanan dengan nutrisi yang tinggi. Karena itulah lebih baik mencegah terjadinya stunting saat anak masih kecil, dengan begitu ketika dewasa nanti anak tidak akan mengalami hal-hal seperti itu.

Penyebab stunting pada anak selain gizi buruk
Ada banyak sekali penyebab dari stunting, tidak hanya dari kurangnya asupan gizi saja. Ada berbagai faktor lain yang turut serta menjadi penyebab terjadinya stunting.
- Asupan nutrisi tidak tercukupi
Kurangnya asupan gizi menjadi faktor utama penyebab terganggunya pertumbuhan dan perkembangan pada anak. Anak-anak yang bertubuh pendek atau mengalami stunting biasanya tidak mendapatkan nutrisi atau gizi yang cukup terutama nutrisi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tulang seperti berikut ini:
- Protein
Zat ini berperan penting dalam membangun dan juga memelihara jaringan tubuh, selain itu protein juga dibutuhkan dalam proses pertumbuhan pada anak-anak sehingga anak dapat mencapai pertumbuhan yang optimal. Beberapa penelitian menyebutkan bahwa anak yang mendapatkan asupan makanan kaya akan protein terutama yang berasal dari hewan akan memiliki tinggi badan yang lebih tinggi dari anak-anak seusianya. Sedangkan anak yang tidak mendapatkan protein yang cukup biasanya memiliki tubuh yang lebih pendek.
- Zinc
Zinc atau seng adalah salah satu nutrisi yang ada di hampir seluruh sel dan juga jaringan tubuh. Karenanya zinc memiliki peran yang sangat penting terutama dalam membantu tubuh untuk memperbanyak sel pertumbuhan. Bila tubuh kekurangan zinc, nantinya akan mempengaruhi sistem imunitas tubuh atau kekebalan tubuh. Zinc paling banyak berada di bagian rambut, tulang, mata dan juga prostat. Selain itu, 70% zinc yang ada di dalam tubuh berbentuk hemoglobin yang ada di dalam darah. Hemoglobin sendiri berfungsi untuk mendistribusikan nutrisi dari makanan dan juga oksigen ke seluruh bagian tubuh. Penelitian membuktikan bila anak yang tidak mendapatkan asupan zinc yang cukup, tubuhnya cenderung lebih pendek daripada anak-anak seusianya.
- Vitamin A
Vitamin A merupakan vitamin yang larut di lemak, yang mana memiliki fungsi utama untuk menjaga kesehatan mata, namun sebenarnya vitamin A juga memiliki fungsi lain yaitu berperan dalam pertumbuhan serta sistem imunitas tubuh. Salah satu gejala yang sering terjadi bila tubuh kekurangan vitamin A adalah pertumbuhan tubuh yang terganggu. Tidak jarang anak-anak yang kekurangan mendapatkan asupan vitamin A akan kesulitan mencapai tinggi badan yang optimal. Oleh sebab itulah suplemen vitamin A diberikan kepada anak 2 kali setiap tahunnya.
- Bayi yang lahir dengan berat badan rendah
Bayi yang terlahir dengan bobot kurang dari 2,5 kg bisa dibilang memiliki berat badan yang rendah. Hal ini terjadi karena beberapa hal seperti bayi yang mengalami gizi buruk selama didalam kandungan alias tidak mendapatkan gizi yang cukup. Nantinya bayi yang memiliki status gizi yang buruk, seiring bertambahnya usia maka pertumbuhannya juga akan terganggu. Biasanya yang menyebabkan bayi dalam kandungan yang tidak mendapatkan nutrisi yang cukup adalah karena pola makan dan juga gaya hidup dari sang ibu saat hamil dan juga sebelum hamil. Oleh sebab itu sangat penting bagi ibu hamil untuk memenuhi kebutuhan nutrisinya bagi si kecil dalam kandungan agar ketika sudah besar nanti anak tidak mengalami stunting.
- Tidak mendapatkan ASI eksklusif
ASI mengandung berbagai nutrisi penting yang dibutuhkan oleh bayi yang tidak hanya baik untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh namun juga dapat meningkatkan kemampuan belajar dan kemampuan kognitif pada anak. Sebuah penelitian menyebutkan bila anak yang memiliki tinggi badan di bawah ketentuan WHO, sebagian besar anak-anak tersebut tidak mendapatkan ASI eksklusif ketika masih bayi. Padahal dengan memberikan ASI eksklusif dapat mencegah infeksi yang datang dan juga dapat mempengaruhi pertumbuhan tulang anak.
- Penyakit infeksi
Anak-anak sangat rentan untuk mengalami berbagai penyakit infeksi karena sistem imunitasnya belum berkembang dengan sempurna. Bila anak terlalu sering terserang penyakit infeksi, penyerapan nutrisi dari makanan dapat terganggu. Akibatnya anak akan mengalami gizi buruk dan berakibat pada stunting. Padahal masa anak-anak adalah masa yang sangat penting karena proses pertumbuhan dan perkembangan dimulai sejak masih kecil. Apabila anak terlalu sering mengalami penyakit infeksi seperti diare, pilek, demam dan juga batuk dalam waktu yang cukup lama dan juga berulang, maka sebaiknya anda mulai waspada dan membawa anak ke dokter.

- Tidak mendapatkan imunisasi lengkap
Sejak masih bayi, anak harus mendapatkan imunisasi dasar yang lengkap seperti BCG (Bacillus calmette Guerin), DPT-HB (Diphtheria pertussis tetanus hepatitis-B), DPT-HB-Hib (Diphteria pertussis tetanus hepatitis-B hemophilus influenza type-B), hepatitis B, campak dan juga polio. Imunisasi tersebut sangat penting didapatkan oleh anak-anak karena sistem kekebalan tubuh anak yang belum berkembang dengan sempurna. Dengan bantuan imunisasi, sistem kekebalan tubuh anak dapat meningkat dan imunisasi mampu melindungi anak dari berbagai penyakit infeksi. Oleh karena itu sangat penting untuk membawa anak ke posyandu atau puskesmas terdekat untuk mendapatkan imunisasi dasar yang lengkap.
- Pengetahuan gizi ibu yang kurang
Ibu merupakan pengasuh utama yang akan merawat anak dari bayi hingga dewasa, mulai dari memandikan, mengganti popok hingga memberikan asupan makanan yang cukup. Pola asuh dan juga pengetahuan ibu yang kurang terkait kesehatan dan juga nutrisi penting yang dibutuhkan oleh anak akan berdampak terhadap tumbuh kembang anak. Ibu yang memiliki pengetahuan yang baik terkait kesehatan terutama kesehatan anak akan memberikan asupan nutrisi yang cukup bagi anak sehingga anak terhindar dari stunting.
- Lingkungan dengan sanitasi yang buruk
Seperti dilansir dari inibagus.com bahwa lingkungan dengan sanitasi memiliki hubungan yang erat terutama terkait dengan penyakit infeksi. Kedua hal ini menjadi faktor tidak langsung yang akan mempengaruhi gizi anak karena perilaku yang kurang bersih di lingkungan anak akan menyebabkan gangguan pertumbuhan dan juga perkembangan pada anak. Ada sebuah penelitian yang meneliti sebuah pedesaan di Mali yang memiliki lingkungan dan juga sanitasi yang buruk. Daerah pedesaan tersebut kemudian diberikan fasilitas sanitasi yang lebih baik dan pengetahuan terkait kebersihan lingkungan, hasilnya adalah anak yang mengalami stunting di desa itu lebih sedikit dibandingkan dengan desa lain yang tidak mendapatkan fasilitas sanitasi dan pengetahuan terkait kebersihan lingkungan.
Jadi, kesimpulan yang bisa diambil dari seluruh penjelasan di atas adalah berikahanlah nutrisi yang cukup pada anak bahkan sejak ia masih berada di dalam kandungan. Dengan gizi yang cukup, anak dapat tumbuh dan juga berkembang secara optimal dengan normal tanpa mengalami stunting. Apabila anda mengamati tanda-tanda atau gejala anak mengalami stunting, jangan ragu untuk membawanya ke dokter anak agar anak bisa mendapatkan penanganan yang tepat.