Di dalam agama islam seluruh aspek kehidupan manusia sudah tercantum dalam kitab sucinya yaitu Al-Qur’an. Mulai dari makan, minum, adab dengan tetangga, cara beribadah, bahkan hubungan suami-istri sesuai syariat yang sudah disampaikan melalui malaikat Jibril kemudian Jibril menyampaikan kepada Nabi Muhammad guna untuk disampaikan kepada umatnya. Sehingga kehidupan manusia di bumi ini jika ia mengikuti syariat yang telah diajarkan oleh Rosulullah maka akan damai dan tentram.
Namun seiring dengan berjalannya waktu, memang tidak semua orang akan percaya dengan syariat yang sudah disampaikan Rosulullah SAW. Bahkan di zaman sekarang ini banyak ajaran yang melenceng dari islam sebenarnya. Nah di dalam ajaran islam sebelum melakukan hubungan sumai-istri sesuai syariat islam, bagi kaum muslim maka harus melakukan akad nikah terlebih dahulu. Karena dalam syariat islam menikah merupakan suatu yang di sunnahkan oleh Rosullah SAW. Jika ada kaum muslim yang melakukan hubungan suami-istri diluar pernikahan meskipun besoknya ia akan menikahinya itu juga termasuk zina. Untuk itu jika anda masih bujang hendaknya berpuasa telebih dahulu agar tidak berkubang dalam perzinahan.
Biasanya di Indonesia sebelum melakukan akad pernikahan juga ada budaya semacam tukar cincin pernikahan. Cincin yang melingkar di jari tersebut bertujuan sebagai tanda jika si perempuan atau si laki-laki tersebut sudah ada yang mengikat. Jadi untuk mengantisipasi adanya laki-laki atau perempuan lain yang akan melamar. Namun dibeberapa daerah ada yang hanya si perempuan saja yang memakai cincin. Ada juga laki-laki dan perempuannya memakai cincin. Hal ini sesuai dengan aturan tradisi yang sudah diyakini masyarakat setempat tersebut. Setelah melakukan tukar cincin tunangan, biasanya dari kedua pihak keluarga akan merencanakan hari, tanggal, dan acara pernikahannya.
Nah setelah melakukan akad nikah barulah si perempuan halal untuk digauli. Namun hal ini tidak langsung saja main tembak, ada juga syarat-syarat dan adab berhubungan suami-istri sesuai sayriat yang sudah diajarkan oleh Rosulullah SAW. Untuk itu sebelum melakukan hubungan badan sebaiknya anda memperlajari terlebih dahulu, bagaimana ada berhubungan badan dengan istri yang benar sesuai yang disyariatkan agama. Berikut ini adab-adab berhubungan suami istri yang musti anda pelajari sebelum melakukannya.

Adab Hubungan Suami-Istri Sesuai Syariat
- Pakai penutup
Beberapa adab berhubungan suami-istri sesuai syariat yaitu ketika hendak berhubungan badan hendaknya menyuruh si istri untuk menanggalkan seluruh pakaiannya, lebih baik jika si suami yang melepaskannya. Lalu berhubungan dalam satu selimut, yang dimaksudnya disini pakai penutup itu seperti selimut untuk menutupi mereka saat berhubungan, bisa juga di dalam kamar yang memang rapat dengan pintu terkunci agar tidak dilihat orang lain. karena hal ini merupakan aib untuk suami istri sendiri.
Dalam sebuah hadist sudah diterangkan yaitu “apabila kalian melakukan hubungan suami istri, maka jangan telanjang seperti telanjangnya khimar”
- Memperindah diri
Sebelum melakukan hubungan suami sitri sangat disarankan jika masing-masing dari pasangan berhias, seperti memakai wewangian, bersiwak, membersihkan diri terlebih dahulu. hal ini juga diterangkan dalam hadist yang menyebutkan dari asma’ binti yasid radhiyallahu ‘anha yang berbunyi “aku merias aisyah untuk rasulullah SAW, setelah selesai, aku pun memanggil Rasulullah, beliau kemudiam duduk disi Aisyah, kemudian diberikan kepada beliau segelas susu, kemudian diserahkan kepada Aisyah. Aisyah menundukkan kepala karena malu. Maka segeralah menyuruhnya untuk mengambil segelas susu tersebut” (HR Ahad, sanad hadits dikuatkan oleh Al-Allamah Al-Muhadits Al-Albani dalam Adabul Zifaf).
Kemudian sunnah bersiwak atau sekarang ini bisa disebut dengan sikat gigi, hal ini juga dicontohkan oleh Rasulullah SAW. Yaitu saat beliau melakukan siwak sebelum masuk ke dalam rumah seperti yang sudah disebutkan oleh Aisyah dalam Shahih muslim. Yang terakhir juga sangat disarankan untuk memperindah kamar, sehingga akan memunculkan romantis untuk pasangan dan juga birahi si laki-laki akan muncul dengan cepat.
- Mendoakan istri
Sebelum melakukan hubungan suami istri hendaknya si suami meletakkan tangannya di ubun-ubun istri lalu mendoakan istri yang berbunyi “ya Allah sesungguhnya aku mohon kepada-Mu dari kebaikan istriku dan kebaikan tabiatnya, dan aku berlindung kepada-Mu dari kejelekannya dan kejelekan tabiatnya” (HR. Bukhri dari sahabat abdullah bin amr bin al ash radhiyallaahu ‘anhu)
- Shalat 2 rakaat
Selanjutnya yaitu anda melakukan shalat sunnah 2 rakaat terlebih dahulu sebelum melakukan hubungan suami istri. Shalat dilakukan bersama-sama atau berjamaah. Dalam hadist yang disampaikan syaikh al albani dalam adabuz zifaf menyebut ada dua atsar salah satunya yaitu diriwayatkan oleh abu bakar ibnu abi syaiban dalam al mushannaf dari sahabat abu said, budak sahabat abu usaid, berkata bahwa semasa masih budak ia pernah menikah. Ia mengundang sahabat rasulullah yaitu abdullah bin mas’ud, hudzaifah dan abu dzarr. Abu said berkata “mereka pun membimbingku, mengatakan apabila istrimu masuk menemuimu maka salatlah dua rakaat. Mintalah perlindungan kepda Allah dan berlindunglah kepada-Nya dari kejelekan istrimu. Setelah itu urusannya terserah engaku dan istrimu.” Dalam riwayat atsar lainnya yaitu abdullah bin mas’ud radhiyallahu ‘anhu mengatakan, perintahkanlah istrimu shalat berjamaah dengan denganmu.

- Jangan buru-buru
Jika anda laki-laki ingin menggauli istri anda, jangan terlalu terburu-buru. Pastikan dahulu hingga istri anda benar-benar sudah siap baik secara fisiknya maupun psikisnya. Ketika si istri sudah menerima anda sepenuhnya bukan lagi menganggap anda sebagai orang lain. Nah ketika selesai pun juga jangan buru-buru meninggal istri hingga hajat istri anda terpenuhi, yaitu anda juga memperhatikan perasaan istri dan juga apa yang diinginkan istri. Jadi jangan main kabur setelah anda puas, karena belum tentu si istri anda sudah puas.
- Haram melalui dubur
Dalam hadist Rasulullah mengatakan “barangsiapa yang menggauli istrinya saat haid atau melalui dubur, maka ia telah kufur dengan apa yang diturunkan Muhammad” [HR. Abu DAWUD, At Tirmidzi, yang di shahihkan oleh syaikh al albani dalam shahih sunan abu dawud]
Jika dilihat makna dari kufur dalam hadist tersebut maka bisa dibayangkan betapa besar dosa orang-orang yang melakukan larangan tersebut. Akan tetapi yang dimaksudkan disini kufur merupakan kufur yang kecil jadi belum mengeluarkan si pelaku tersebut dari islam. Jadi jangan sampai anda melakukan hal tersebut agar anda tak kufur.
- Jangan menyebarkan urusan ranjang
Nah yang terakhir ini masalah ranjang, apapun itu masalah yang berhubungan dengan hubungan badan anda sebaiknya jangan sampai diumbar-umbar kepada orang ataupun sahabat sekalipun. Karena hal ini merupakan aib yang harusnya anda tutupi, bukan malah diobral kepada orang lain. bahkan hal ini juga dibahas dalam hadist Rasulullah SAW. Yang berbunyi “sesungguhnya di antara manusia yang paling buruk kedudukannya di sisi Allah pada saat hari kiamat kelak yaitu laki-laki yang mendatangi istrinya dan istrinya memberi kepuasan kepadanya, lalu ia menyebar rahasia ranjangnya” [HR. Muslim dari sahabat Abu Said Al-khudri radhiyallu ‘anhu].
- Bersuci saat ingin mengulang
Memang tidak ada batasan tertentu berapa kali yang disunnahkan untuk bersenggama hanya saja jika anda ingin mengulangi kegiatan tersebut maka hendaknya anda bersuci terlebih dahulu sebelum melakukan hubungan suami istri. Hal ini bertujuan agar anda dan pasangan fresh kembali saat ingin mengulanginya, bisa dengan berwudhu. Dalam hadits juga mengatakan “jika salah seorang di antara kalian mendatangi istrinya lalu ia ingin mengulanginya, maka hendaklah ia berwudhu” [HR Muslim].
- Janabat
Setelah anda melakukan hubungan suami-istri sesuai syariat yang telah ditentukan anda bisa melakukan bersuci agar shalat dan puasa anda sah. Karena mandi besar atau janabat merupakan kewajiban anda dan pasangan setelah melakukan hubungan senggama. Caranya mudah diawali dengan berniat mandi besar dari junub lalu mengguyur air dari kepala sampai bawah. Lalu bersihkan kemaluan anda hingga bersih.
Nah itu tadi adab-abad untuk melakukan hubungan suami-istri sesuai syariat islam yang diajarkan oleh Rasulullah SAW. Yang kemudian disebarkan oleh para sahabat-sahabatnya. Betapa sempurnanya ajaran islam hingga hal-hal terkecil sekalipun tetap diajarkan, sehingga para penganutnya tidak salah kaprah saat akan melakukan apapun dalam kehidupannya di dunia ini. selanjutnya setelah anda mempelajari adab-adab berhubungan suami istri anda juga harus mempelajari larangan melakukan hubungan suami-isrtri sesuai syariat islam. Nah berikut ini larangan-larangan berhubungan suami-istri yang musti anda simak hingga akhir kata.

Larangan Melakukan Hubungan Suami-Isti Sesuai Syariat Islam
- Dilarang berhubungan badan sebelum berdoa
Dalam hadist Rasulullah yang berbunyi “apabila salah seorang mereka akan menggauli istrinya, maka hendaknya membaca doa. ‘bismillah. Ya Allah jauhkan ami dar syetan dan jauhkanlah setan dari apa yang Engkau karuniai kepada kami.’ Jika beerhubungan badan tersebut akan membuahkan anak, maka setan tidak akan mengganggu anak tersebut” [Shahih Muslim No. 2591]. Untuk itu sebelum anda hendak melakukan hubungan badan dengan istri saat anda sedang bercumb ria dengan istri bedoalah terlebih dahulu, agar anda tidak digoda oleh syetan, kemudian jika jadi anak nantinya tidak jadi anak yang diganggu oleh syetan. Jika anda berdoa terlebih dahulu insya Allah anak anda akan jadi anak yang sholeh maupun sholehah. Jika anda belum hafal doanya bisa anda hafalkan terlebih dahulu sebelum berhubungan badan. Berikut ini doa bersenggama yang harus anda hafalkan.
“allahumma jannabnasyaithoona wa jannabisyaitoona maa rojaktanaa”.
Yang artinya: “ya Allah, hindarkan kami dari syetan dan jagalah apa yang Engkau Rizkikan kepada kami dari syetan”.
- Dilarang berhubungan tanpa bercumbu
Melakukan hubungan suami-istri sesui syariat islam sebelumnya anda harus melakukan pendahuluan atu bercumbu. Hal ini bisa dengan kata-kata yang romantis, meraba daerah sensitif si istri, mencium istri, atau yang lainnya. Hal ini Rasulullah juga mengatakan dalam haditsnya yang berbunyi “janganlah kamu menyemai istri kamu seperti halnya hewan bersenggama, akan tetapi dahului dengan perantaraan, kemudian ada yang menanyakan apakah perantaraan ya Rasulullah? Lalu rasul menjawab ‘yaitu ciuman dan ucapan romantis’.” [HR. Bukhari dan Muslim].
- Dilarang berhubungan dengan telanjang tanpa penutup
Maksudnya yaitu ketika anda akan berhubungan suami istri janganlah anda bertelanjang bulat dan ditempat keramaian yang dilihat banyak orang. Saat anda hendak hubungan suami-istri sesuai syariat islam seharusnya dalam tempat yang tertutup yang sekiranya tidak bisa dilihat orang lain. meskipun anda dan suami bertelanjang bulat, sebaiknya anda menggunakan selimut untuk menutupi hubungan anda. dalam hadits Rasulullah dari atabah bin abdi as-sulami bahwa “apabila kalian mendatangi istri kalian maka hendaklah menggunakan penutup dan janganlah telanjang seperti seekor khimar” [HR. Ibnu Majah].
- Jangan berhubungan melalui dubur
Selanjutnya yaitu ketika anda ingin menggauli istri jangan sampai anda berhubungan melaui dubur istri. Hal ini dilarang karena jika anda berhubungan melalui dubur yang digunakan sebagai alat pembuangan kotoran manusia, maka secara medis anda bisa terkena penyakit, karena hal ini tidak baik untuk kesehatan.
Diriwayatkan pula dari Abu Hurairah Radhiyallau ‘anhu bahwa rasulullah SAW. Bersabda “dilaknat orang yang menyetubuhi istrinya melalui duburnya” [HR. Ahmad, Abu Dawud dan An-Nasai].
- Jangan menggauli istri saat haidh
Dalam Al-Qur’an Allah berfirman “mereka bertanya kepadamu tentang haidh, katakanlah haidh itu adalah kotoran. Oleh karena itu hendaklah kamu menjauhkan diri dari perempuan di saat haidh. Dan janganlah pula kamu mendekati mereka sebelum mereka suci. Apabila mereka telah suci maka gaulilah mereka itu tempat yang diperintahkan Allah kepadamu. Sesunguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri” (QS. Al-Baqarah: 222).
Dalam firman Allah tersebut sudah jelas jika pada saat istri sedang haidh maka hendaklah jangan melakukan hubungan suami istri terlebih dahulu. karena jika nekat melakukan hubungan suami-istri tentunya akan membahayakan untuk kesehatan juga. Jadi ada baiknya anda berpuasa terlebih dahulu ketika istri anda sedang dapat tamu haidh. Namun jika sekedar mencumbui boleh saja akan tetapi jangan sampai memancing hubungan badan.
- Dilarang membuka aib istri maupun suami
Selanjutnya anda musti menjaga masalah-masalah ranjang anda. cukup anda dan istri anda yang mengetahui apapun itu. Jangan sampai tersebar luas, karena masalah ini merupakan aib anda dan pasangan yang sebaiknya dipendam dalam-dalam. Meskipun anda dan pasangan telah bercerai sekalipun jangan sampai masalah ranjang anda bocor pada orang lain. Hal ini juga dijelaskan dalam suatu hadist yang berbunyi “maka di antara manusia yang buruk kedudukannya di sisi Allah SWT pada hari kiamat adalah laki-laki yang mendatangi istrinya kemudian istrinya memberikan kepuasan kepadanya, lalu menyebarkan rahasia istrinya” [HR. Imam Muslim 2597 dan Abu Dawud 4227].
- Jangan menolak suami
Memang hubungan inti merupakan nafkah batin yang harus dipenuhi oleh kedua belah pihak. Sang suami berhak sepenuhnya atas istri. Saat si suami hendak menginginkan istri, maka istri jangan sampai menolaknya. Karena jika si istri menolak tanpa sebab maka Allah akan murka kepadanya. Allah berfirman dalam Al-Quran yang berbunyi “istrimu laksana tempat bercocok tanam bagimu, maka datangilah sebagaimana saja yang engkau kehendaki” (QS. Al-Baqarah: 223). Dalam firman tersebut memang sudah jelas jika si suami berhak atas istrinya kapan saja yans ia inginkan.

Anda bisa membicarakan dengan pasangan anda kapan waktu anda hendak melakukan hubungan suami istri. Karena tidak semua akan selalu merasa fit, jadi seharusnya sebelum anda hendak melakukan hubungan suami-istri anda bisa menanyakan apakah bersedia atau tidak. Dengan begitu anda akan mengerti kondisi pasangan masing-masing. meskipun perempuan memang dalam syariatnya harus selalu siap sedia, namun si suami harusnya mengerti keadaan istri agar tidak ada salaf faham antara keduanya.