Dalam beberapa tahun terakhir, marak terjadi bencana alam yang menyerang beberapa negara dari penjuru dunia. Mulai dari banjir, badai salju, gempa bumi, hingga tsunami. Salah satunya adalah negara kita, Indonesia, yang dihantui berbagai macam bencana alam terutama gempa bumi. Banyak gempa bumi yang terjadi di berbagai wilayah Indonesia.
Meskipun gempa bumi yang terjadi tidak begitu besar, namun tetap saja merenggut banyak korban yang luka-luka hingga meninggal. Tidak hanya korban jiwa, rumah-rumah warga hingga fasilitas umum pun banyak yang mengalami kerusakan. Kerugian tentu dirasakan oleh warga dan pemerintah akibat kerusakan yang terjadi. Bencana juga dapat terjadi di udara seperti pesawat jatuh yang menyebabkan pilot beserta penumpang di dalamnya ditemukan tewas.
Tidak hanya itu, bencana di air seperti kapal tenggelam juga kerap terjadi dan menyebabkan banyak korban jiwa. Bencana memang tidak hanya seperti yang telah disebutkan. Kecelakaan, kebakaran, dan semacamnya juga dapat disebut sebagai bencana atau musibah. Namun, banyak orang yang menganggap bencana merupakan sebuah musibah yang wajar terjadi. Termasuk bencana alam yang besar karena murni sebuah kecelakaan dari alam maupun merupakan kekuasaan dari Tuhan Yang Maha Kuasa. Tetapi, bukankah Tuhan tidak akan memberikan musibah tanpa sebuah sebab? Lalu apa penyebab Tuhan menurunkan musibah tersebut kepada kita?

Penyebab Terjadinya dan Sikap dalam Menghadapi Musibah Bagi Muslim
Setiap orang pasti pernah mendapatkan musibah di dalam hidupnya. Dalam seorang muslim, tentu kita harus menganggap bahwa setiap ujian, musibah dan adzab dapat terjadi karena kehendak dari Allah AWT. Musibah bagi muslim bukan berarti Allah tidak senang dengan kita. Kenikmatan yang diberikan oleh Allah juga bukan berarti karena Allah menyenangi kita. Bukan berarti ujian atau musibah yang menimpa merupakan tanda benci Allah.
Kita harus yakin bahwa dibalik setiap musibah yang menimpa, pasti terdapat banyak hikmah yang bisa kita peroleh. Musibah banyak disebut di dalam Al-Quran sebagai akibat dari perbuatan manusia sendiri. Seperti di dalam surah An-Nisa ayat ke-79 yang berarti bahwa setiap nikmat yang diperoleh merupakan pemberian dari Allah, sedangkan setiap bencana yang menimpa terjadi karena kesalahan manusia itu sendiri. Kemudian di dalam surah Ar-Rum ayat 41 yang intinya adalah semua kerusakan yang terjadi di dunia dan akhirat disebabkan oleh perbuatan tangan manusia. Termasuk musibah seperti kekurangan pada tanaman dan buah-buahan yang terjadi akibat kemaksiatan yang dilakukan oleh manusia.
Hal ini disebutkan oleh Tafsir Ibnu Katsir yang dimaksud sebagai perbuatan tangan manusia adalah perbuatan maksiat yang dilakukan oleh manusia telah membuat kerusakan di muka bumi. Menurut Ibnul Qoyyim Al-Jauziyah dalam kitabnya yang berjudul ‘Uddatus Shobirin wa Dzakhiratus Syakirin, ada empat kelompok manusia dalam menyikapi setiap musibah yang menimpa.
- Kelompok orang-orang yang lemah
Orang-orang yang selalu berkeluh kesah dan mengadu ke sesama manusia, bukan kepada Allah dalam setiap keadaan termasuk dalam golongan ini. Yaitu orang-orang dengan iman yang lemah, lemah akalnya dan agamanya.
- Kelompok orang-orang yang bersabar
Kelompok ini merupakan orang-orang yang sabar dalam menghadapi setiap musibah yang menimpa. Selalu berdoa kepada Allah agar diringankan musibahnya dan mengharapkan pahala.
- Kelompok orang-orang yang ridho
Orang-orang ini memiliki sifat lapang dada dan menyadari setiap yang terjadi merupakan kehendak Allah SWT.
- Kelompok orang-orang yang bersyukur
Yang termasuk kelompok ini adalah para nabi, rasul, wali-wali Allah dan orang-orang yang memiliki rasa takwa yang mendalam.

Perbedaan Ujian, Musibah dan Azab
Dalam Islam, kita mengenal beberapa istilah mulai dari ujian, musibah dan adzab. Apakah ketiga istilah tersebut merupakan satu hal yang sama? Memang ketiga istilah tersebut terdengar memiliki arti yang hampir sama. Tetapi, sebenarnya terdapat perbedaan dari ketiga istilah tersebut. Untuk lebih memahami makna dari ketiga istilah tersebut, simak ulasan yang kami berikan sebagai berikut :
- Ujian
Setiap orang pasti pernah mendapatkan ujian dalam hidupnya. Ujian dapat datang kapan saja sesuai dengan kehendak Allah SWT. Ujian tidak hanya berupa kesulitan, kesusahan dan kesempitan. Tetapi, ujian juga dapat berupa kebahagiaan seperti kenikmatan dari rezeki yang diberikan oleh Allah SWT. Ujian tersebut berguna untuk mengetahui mana orang-orang yang tetap sabar dan orang-orang yang tidak bisa bersabar dalam menghadapi ujian. Seperti firman Allah dalam Al-Quran surah Muhammad ayat 31 yang memiliki arti bahwa Allah memberikan ujian kepada kita untuk mengetahui orang-orang yang berjihad dan bersabar. Jika kita mampu melewati ujian tersebut, maka kita termasuk orang yang dipilih oleh Allah dalam golongan orang yang sabar dan ikhlas.
- Musibah
Berbeda dengan ujian, musibah bagi muslim dan setiap orang di dunia merupakan bentuk murka Allah. Musibah biasanya berupa kesusahan, kesulitan dan kesedihan terhadap sesuatu yang tidak menyenangkan. Allah berfirman dalam Al-Quran surah Asy-Syura ayat 30 yang intinya adalah musibah yang menimpa kita disebabkan oleh perbuatan kita sendiri dan Allah akan memaafkan sebagian besar kesalahan-kesalahan yang kita lakukan. Allah memberikan musibah agar kita dapat kembali dan lebih mendekatkan diri kepada-Nya. Ada dua macam musibah yakni musibah dunia dan musibah akhirat.

- Musibah Dunia
Musibah bagi muslim dan seluruh umat manusia yang dapat terjadi di dunia adalah sebagai berikut :
- Rasa takut, dapat berupa ketakutan akibat adanya permusuhan, peperangan dan semacamnya yang dapat mengancam jiwa.
- Rasa kelaparan, dapat terjadi karena kemiskinan
- Kekurangan harta, dapat terjadi karena tertimpa banjir, kebakaran, kemalingan hingga gempa bumi.
- Kehilangan jiwa, dapat berupa kematian dari orang tua, anak, saudara, keluarga dan orang-orang yang kita cintai.
- Kekurangan buah, dapat berupa tanaman milik petani yang diserang hama, gagal panen dan masih banyak lagi.
- Musibah Akhirat
Selain musibah dunia, musibah juga dapat menimpa kita di akhirat kelak. Orang yang tidak bersabar dan ikhlas dalam menghadapi musibah yang menimpanya di dunia, maka orang tersebut tidak akan mendapatkan pahala tetapi dosa. Sebaliknya, orang yang bisa bersabar dan menerima dengan ikhlas setiap musibah yang menimpanya selama masa hidupnya, maka orang tersebut akan mendapatkan kebaikan berupa pahala. Musibah yang terjadi di akhirat tentu lebih kejam seperti siksa neraka. Berbeda dengan musibah dunia seperti kemiskinan, penyakit dan kematian dari orang-orang yang dicintai. Artinya, semua itu bergantung bagaimana sikap dalam menghadapi musibah bagi muslim.
- Adzab
Ujian dan musibah diberikan oleh Allah SWT agar kita mendapatkan derajat yang lebih tinggi di sisi-Nya selama kita mampu bersabar dan ikhlas dalam menghadapinya. Berbeda dengan adzab yang merupakan balasan kepada orang-orang kafir akibat perbuatan yang pernah dilakukan. Allah menurunkan adzab sebagian di dunia sebelum adzab yang lebih besar di akhirat kelak. Perbuatan jahat yang dilakukan oleh manusia baik besar maupun kecil akan mendapatkan balasan berupa adzab. Allah memberikan azab sesuai dengan perbuatan yang pernah dilakukan oleh orang tersebut.
Setiap musibah bagi muslim pasti memiliki hikmah dibaliknya. Mulai dari dihapuskannya dosa-dosa dan sebagai bentuk cinta Allah kepada umatnya agar kembali ke jalan yang benar. Kita sebagai hamba juga harus berdoa agar selalu mendapatkan perlindungan dari Allah AWT. Misalnya dengan membaca doa qunut yang memiliki banyak keutamaan. Salah satunya adalah diberikan perlindungan dari Allah agar selamat dari mara bahaya.